Kamis, 08 April 2010

Seni Berperang Nabi Muhammad

Selain dikenal sebagai seorang Nabi ummat Islam, Muhammad saw juga merupakan manusia biasa yang sangat dikagumi kecerdasannya, termasuk dalam hal strategi berperang. Setidaknya ada dua kekuatan yang sangat menentukan kemenangan berperang, yakni kekuatan angkatan perang (fisik dan mental) dan persiapan senjata dan logistik. Dan Muhammad saw menyadari benar bahwa kekuatan tersebut merupakan modal awal dalam berperang dan karenanya beliau begitu memerhatikan.

Setelah modal tersebut terpenuhi misi selanjutnya adalah menjalankan integrasi horisontal. Strategi ini bertujuan mendapatkan informasi dan meningkatkan pengendalian atas ekspedisi musuh. Sebelum bertempur di medan perang, beliau terlebih dulu akan mengirimkan intelejen serta pasukan kecil untuk melakukan analisis terhadap kekuatan dan kelemahan pihak lawan, model strategi yang dipraktekkan sejak abad ke 5 oleh Sun Tzu. Sebelum terjun ke medan Badar, misalnya, Muhammad saw terlebih dulu mengutus Ali bin Abi Thalib bersama beberapa Sahabat lain untuk mengumpulkan informasi terbaru tentang tentara Quraisy. Laporan dari para intelegen itu kemudian dianalisis dan dijadikan rujukan perencanaan strategi dan formulasi perang. Hasilnya, 300 tentara Muslim berhasil membuat mundur 1000 tentara Quraisy.

Memang, terkadang jalan kekerasan (perang) tidak selamanya buruk. Untuk melawan Hitler dan Stalin misalnya, perang merupakan salah satu jalan yang tidak keliru. Begitu pun dengan keputusan berperang nabi Muhammad. Nabi Muhammad merasa, tidak bisa mendiamkan kesewenang-wenangan dan tirani suku Quraisy beralarut-larut, dan karenanya Islam mewajibkan mengadakan perlawanan. Peperangan yang ia tempuh merupakan solusi puncak karena terdesak, setelah jalan perdamaian gagal ditempuh dan nyawanya selalu terancam.

Seni berperang Sang Nabi jauh berbeda dengan Machiavelli dalam The Art of War, yang menganggap perang adalah bertempur habis-habisan dan tak kenal perasaan. Muhammad saw tidak demikian. Beliau selalu berusaha meminimalkan korban, perang menyelesaikan konflik secepat mungkin, dan memperlakukan tawanan perang dengan hormat.

Buku berjudul Muhammad saw on The Art of War: Managemen Strategi di Balik Kemenangan Rasulullah ini merupakan upaya menafsir sejarah dan memetakan strategi dan managemen perang Muhammad. Jika kebanyakan buku sejarah Nabi hanya menjawab pertanyaan, when, where, who, dan how, buku ini mencoba menjawab pertanyaan why dengan perspektif managemen strategi. Menariknya, buku ini lebih mengkhususkan pembahasan pada aspek perang yang dialami Muhammad, sebuah pembahasan sejarah yang masih jarang disentuh. Melalui buku ini Yuana ingin mendapatkan mainset baru dari realitas historis peperangan yang dialami Muhammad.

Judul Buku : Muhammad saw on The Art of War:
Managemen Strategi di Balik Kemenangan Rasulullah saw
Penulis : Yuana Ryan Tresna
Penerbit : Progressio, Bandung
Cetakan : I / 2007
Tebal buku : xviii + 182 Halaman
Peresensi : Jusuf AN

0 komentar:

Posting Komentar